15 Mei 2009



Selesai sholat kami masih saja menunggu dengan cemas. Aneh sekali, mana mungkin penduduk asli yang terbiasa hidup di gunung berjalan lambat layaknya pendaki amatiran seperti kami. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan pendakian karena kabut sudah naik ke atas. Logikanya, kabut membawa air yang memadamkan api sehingga ada kemungkinan kebakaran tersebut sudah sedikit mereda. Lagipula suara gemeretak kebakaran sudah tidak terdengar lagi. 

Setelah melewati pos 1, kami bertemu penduduk dari arah depan. Ternyata mereka menggunakan jalur lain yang langsung menuju ke lokasi kebakaran. Makanya, kok lama sekali... Kemudian mereka mengajak kami untuk menengok lokasi kebakaran. Dika, Khusnul dan Irfan berangkat terlebih dahulu sedangkan sisanya menjaga barang bawaan. Setelah mereka kembali, saya, Desi dan Adi Poto mengikuti Khusnul ke lokasi kebakaran tersebut.

Panas bara api menyambut kedatangan kami. Astaghfirullahaladzhim !!! Baru kali itu, saya berdiri dan memandang hutan yang hangus terbakar. Rerumputan, semak- semak dan pepohonan tumbang menghitam. Di kejauhan tampak api berkobar – kobar membumihanguskan semua yang di sekelilingnya. Mengerikan !!!! 

Pertama kali yang saya pikirkan saat itu adalah menelepon SARDA Jateng untuk melaporkan kejadian tersebut dan berharap agar bencana ini dapat segera teratasi. Namun, menurut penduduk tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan. Lokasinya jauh dan sulit ditempuh. Kemarau serta angin kencang akan membuat bara api di tanah merembet kemana – mana. Bisa dipastikan kebakaran ini akan terjadi lagi dan lagi. Hanya hujan deras yang dapat menghentikan kebakaran. Tapi mana mungkin ditengah kemarau panjang seperti ini. Lagipula sampai saat ini pemerintah belum punya cara penanggulangan kebakaran hutan yang efektif. Selama ini menurut pengakuan penduduk jika terjadi kebakaran hutan, yaa… dibiarkan begitu saja sampai reda dengan sendirinya. Padahal menurut mereka, dua minggu lagi BKSDA Jateng akan meninjau lokasi ini. Eeh… malah sudah kebakaran duluan. Setelah berdiskusi dengan penduduk, kami memutuskan untuk melanjutkan pendakian. Dengan pertimbangan bahwa kebakaran sudah mereda dan arah angin tidak membawa asap menuju puncak.

bersambung .............




Tidak ada komentar: